Kamis, 15 Maret 2012

Cerita Dibalik Lagu "Malaikat Juga Tahu - Dewi Lestari"

Lagu ‘Malaikat Juga Tahu”-nya dewi ini punya makna yang mendalam. Sekilas lagu ini memang agak aneh, baik dari liriknya maupun video klipnya. Banyak ketidakmengertian orang-orang mengenai cerita di balik lagu ini.
Sebelum penjelasan lebih lanjut mengenai lagu tersebut, berikut ini saya tuliskan lirik lagunya:

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku pasti
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri

Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri.. Cintakulah yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta tuk terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi.. Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu.. Aku kan jadi juaranya


Lagu ini menggambarkan isi hati sang ibu (peran ‘aku’ disini adalah sang ibu) yang mempunyai anak laki-laki yang autis. Entah bagaimana ceritanya, ada seorang wanita yang datang dan menemani hari-hari anaknya yg autis tersebut. Hampir setiap hari, wanita ini menemaninya bermain dan mengajarinya banyak hal.
Sampai suatu hari, anak laki2nya yg lain, yang normal tentunya, pulang ke rumah itu, entah darimana, mungkin kuliah atau kerja di tempat yang jauh. Hingga akhirnya terjalin hubungan antara wanita itu dengan anaknya yang normal tersebut.
Karena hubungan itu, notabene si wanita tidak lagi punya waktu untuk menemani hari-hari sang anak lelakinya yang autis. Mungkin lelaki autis ini tidak pernah mengerti arti cinta, tak pernah tahu rasanya cinta, tapi yang jelas di akhir cerita dari video klip itu, sang lelaki autis ini merasa kehilangan sosok wanita yang biasa menemaninya, hingga akhirnya ia mampu menangis, marah, kesal, sedih, meraung-raung, memukuli dirinya sendiri, yang mungkin sebenernya dia tak pernah tahu kenapa bisa begitu… yang sebenarnya dia tak pernah sadar bahwa dia telah jatuh cinta…
Saat itu, sang ibu hanya bisa menangis meratapi kesedihan anaknya tersebut, perih..pedih..sedih… melihat anaknya yang merasa sendiri, kesepian ditinggalkan wanita itu. Dan siapa yang jadi ‘juaranya’ saat tak ada seorangpun lagi yang mau menemani sang anak autis??? Jelas, sang ibu… kasihnya boleh ‘diadu’, cintanya boleh ‘diuji’ oleh cinta manapun…
Dalam rangka mengenang hari ibu tertanggal 22 desember, lagu ini sangat pas menggambarkan betapa besarnya cinta ibu… maka, benarlah ungkapan yang menyatakan bahwa kasih ibu sepanjang masa… apapun kondisi kita, bagaimanapun hancurnya hidup kita, ibu selalu ada di samping kita, ibu tetap ada bersama kita, membantu kesusahan kita sebisa mungkin, mendukung kesuksesan kita, memberi semangat  dalam bentuk apapun, dan selalu memberikan yang terbaik buat kita…
Namun seringkali kita tak sadar…
Seringkali kita menganggap salah ‘cara’ ibu yang sebenernya ingin menunjukkan kasih sayangnya kepada kita…
Mungkin ibu tak pernah tahu bagaimana cara menunjukkan cintanya dengan baik…
Perbedaan masa, membuat kita punya pola pikir yang berbeda dengan ibu…
Sehingga seringkali kita menyalahartikan bentuk kasih sayang ibu…
Seringkali kita marah pada ibu yang kita anggap tak pernah mengerti kondisi kita,
Seringkali menceracau karena ibu yang kita anggap tak pernah memahami kebutuhan kita sebagai anak,
Seringkali mengeluh karena perintah ibu pada kita yang lebih sering kita tolak daripada mengerjakannya, pun mengerjakannya itu juga terpaksa, takut diomelin, capek mendengar ocehan ibu, dan apapun alasan lainnya. Kalaupun ikhlas mengerjakan, itu hanya sebagian kecil, itu juga karena kita lagi ada ‘maunya’ pada sang ibu.
Seringkali kita banyak menuntut pada ibu, tapi apakah kita sudah menjalankan tuntutan ibu pada kita sebagai anaknya???
Seringkali kita ngambek karena keinginan kita tak dikabulkan oleh ibu, tapi apakah kita sudah mengerjakan semua keinginan ibu terhadap kita???
Di hari ibu ini, marilah kita berintropeksi diri sebagai anak…
Apa saja yang sudah kita berikan untuk ibu???
Seberapa besar pengorbanan kita untuk ibu???
Sudahkan kita menjadi anak yang berbakti pada orangtua???
Semoga kita menjadi anak yang mampu dibanggakan dan diandalkan oleh orangtua kita, khususnya ibu, baik di dunia maupun di akhirat kelak, Aminnnn!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar